Ahad, 28 Januari 2018

Nasihat Yang Sangat Berguna (Ibrahim Bin Adham)







Pada suatu hari Ibrahim bin Adham didatangi oleh seorang lelaki yang gemar melakukan
maksiat. Lelaki tersebut bernama Jahdar bin Rabi'ah. Ia meminta nasehat kepada Ibrahim
agar ia dapat menghentikan perbuatan maksiatnya.
Ia berkata, "Ya Aba Ishak, aku ini seorang yang suka melakukan perbuatan maksiat. Tolong

berikan aku cara yang ampuh untuk menghentikannya!"
Setelah merenung sejenak, Ibrahim berkata, "Jika kau mampu melaksanakan lima syarat yang
kuajukan, aku tidak keberatan kau berbuat dosa."
Tentu saja dengan penuh rasa ingin tahu yang besar Jahdar balik bertanya, "Apa saja syaratsyarat
itu, ya Aba Ishak?"

"Syarat pertama, jika engkau melaksanakan perbuatan maksiat, janganlah kau memakan
rezeki Allah," ucap Ibrahim.
Jahdar mengernyitkan dahinya lalu berkata, "Lalu aku makan dari mana? Bukankah segala
sesuatu yang berada di bumi ini adalah rezeki Allah?"
"Benar," jawab Ibrahim dengan tegas. "Bila engkau telah mengetahuinya, masih pantaskah
engkau memakan rezeki-Nya, sementara Kau terus-menerus melakukan maksiat dan
melanggar perintah-perintahnya?"
"Baiklah," jawab Jahdar tampak menyerah. "Kemudian apa syarat yang kedua?"


"Kalau kau bermaksiat kepada Allah, janganlah kau tinggal di bumi-Nya," kata Ibrahim lebihtegas lagi.
Syarat kedua membuat Jahdar lebih kaget lagi. "Apa? Syarat ini lebih hebat lagi. Lalu aku
harus tinggal di mana? Bukankah bumi dengan segala isinya ini milik Allah?"
"Benar wahai hamba Allah. Karena itu, pikirkanlah baik-baik, apakah kau masih pantas
memakan rezeki-Nya dan tinggal di bumi-Nya, sementara kau terus berbuat maksiat?" tanya
Ibrahim.
"Kau benar Aba Ishak," ucap Jahdar kemudian. "Lalu apa syarat ketiga?" tanya Jahdar
dengan penasaran.


"Kalau kau masih bermaksiat kepada Allah, tetapi masih ingin memakan rezeki-Nya dan
tinggal di bumi-Nya, maka carilah tempar bersembunyi dari-Nya."
Syarat ini membuat lelaki itu terkesima. "Ya Aba Ishak, nasihat macam apa semua ini? Mana
mungkin Allah tidak melihat kita?"
"Bagus! Kalau kau yakin Allah selalu melihat kita, tetapi kau masih terus memakan rezeki-
Nya, tinggal di bumi-Nya, dan terus melakukan maksiat kepada-Nya, pantaskah kau
melakukan semua itu?" tanya Ibrahin kepada Jahdar yang masih tampak bingung dan
terkesima. Semua ucapan itu membuat Jahdar bin Rabi'ah tidak berkutik dan
membenarkannya.
"Baiklah, ya Aba Ishak, lalu katakan sekarang apa syarat keempat?"

"Jika malaikat maut hendak mencabut nyawamu, katakanlah kepadanya bahwa engkau belum mau mati sebelum bertaubat dan melakukan amal saleh."
Jahdar termenung. Tampaknya ia mulai menyadari semua perbuatan yang dilakukannya selama
ini. Ia kemudian berkata, "Tidak mungkin... tidak mungkin semua itu aku lakukan."
"Wahai hamba Allah, bila kau tidak sanggup mengundurkan hari kematianmu, lalu dengan cara
apa kau dapat menghindari murka Allah?"
Tanpa banyak komentar lagi, ia bertanya syarat yang kelima, yang merupakan syarat terakhir.
Ibrahim bin Adham untuk kesekian kalinya memberi nasihat kepada lelaki itu.




"Yang terakhir, bila malaikat Zabaniyah hendak menggiringmu ke neraka di hari kiamat nanti, janganlah kau bersedia ikut dengannya dan menjauhlah!"
Lelaki itu nampaknya tidak sanggup lagi mendengar nasihatnya. Ia menangis penuh
penyesalan. Dengan wajah penuh sesal ia berkata, "Cukup…cukup ya Aba Ishak! Jangan kau
teruskan lagi. Aku tidak sanggup lagi mendengarnya. Aku berjanji, mulai saat ini aku akan
beristighfar dan bertaubat nasuha kepada Allah."


Jahdar memang menepati janjinya. Sejak pertemuannya dengan Ibrahim bin Adham, ia
benar-benar berubah. Ia mulai menjalankan ibadah dan semua perintah-perintah Allah
dengan baik dan khusyu'.
Ibrahim bin Adham yang sebenarnya adalah seorang pangeran yang berkuasa di Balakh itu
mendengar bahwa di salah satu negeri taklukannya, yaitu negeri Yamamah, telah terjadi
pembelotan terhadap dirinya. Kezaliman merajalela. Semua itu terjadi karena ulah gubernur
yang dipercayainya untuk memimpin wilayah tersebut.


Selanjutny, Ibrahim bin Adham memanggil Jahdar bin Rabi'ah untuk menghadap. Setelah ia
menghadap, Ibrahim pun berkata, "Wahai Jahdar, kini engkau telah bertaubat. Alangkah
mulianya bila taubatmu itu disertai amal kebajikan. Untuk itu, aku ingin memerintahkan
engkau untuk memberantas kezaliman yang terjadi di salah satu wilayah kekuasaanku."
Mendengar perkataan Ibrahim bin Adham tersebut Jahdar menjawab, "Wahai Aba Ishak,
sungguh suatu anugrah yang amat mulia bagi saya, di mana saya bisa berbuat yang terbaik
untuk umat. Dan tugas tersebut akan saya laksanakan dengan segenap kemampuan yang
diberikan Allah kepada saya. Kemudian di wilayah manakah gerangan kezaliman itu terjadi?"

Ibrahim bin Adham menjawab, "Kezaliman itu terjadi di Yamamah. Dan jika engkau dapat
memberantasnya, maka aku akan mengangkat engkau menjadi gubernur di sana."
Betapa kagetnya Jahdaar mendengar keterangan Ibrahim bin Adham. Kemudian ia berkata,
"Ya Allah, ini adalah rahmat-Mu dan sekaligus ujian atas taubatku. Yamamah adalah sebuah
wilayah yang dulu sering menjadi sasaran perampokan yang aku lakukan dengan gerombolanku.
Dan kini aku datang ke sana untuk menegakkan keadilan. Subhanallah, Maha Suci Allah atas
segala rahmat-Nya."
Kemudian, berangkatlah Jahdar bin Rabi'ah ke negeri Yamamah untuk melaksanakan tugas
mulia memberantas kezaliman, sekaligus menunaikan amanah menegakkan keadilan. Pada
akhirnya ia berhasil menunaikan tugas tersebut, serta menjadi hamba Allah yang taat hingga
akhir hayatnya.


Biografi Ibrahim bin Ad-dham - Raja yang meninggalkan takhta dan menjadi Sufi

Biografi Ibrahim bin Ad-dham  | Ibrahim ibn Adham | Dilahirkan di Balkh dengan nama Abu Ishak Ibrahim bin Adham pada 168 Hijriah atau 782 ADIbrahim bin Adham adalah seorang raja di Balkh, suatu kawasan di mana perkembangan awal Buddhisme. Kisah Ibrahim bin Adham adalah cerita yang cukup menonjol dalam era kesufian. Ibrahim bin Adham dilahirkan di sebuah keluarga kaum bangsawan Arab yang dalam sejarah Sufi dia sangat terkenal kerana meninggalkan kerajaannya dan memilih untuk menjalankan kawalan badan dan jiwa yang sama seperti Buddha Sidharta. Dalam tradisi kesufian banyak menceritakan tentang keberanian, kerendahan hati, dan gaya hidup agak bertentangan dengan hidupnya sebagai Raja Balkh. Seperti yang diceritakan oleh Abu Nu'yam, Ibrahim bin Adham menegaskan betapa pentingnya tenang dan bermeditasi dalam mengendalikan kawalan tubuh dan jiwa. Rumi di Mansawi yang dia tulis menerangkan secara terperinci bagaimana kehidupan Ibrahim bin Adham. Salah seorang murid yang paling terkenal ialah bin Shaqiq al-Balki.

Jumaat, 14 April 2017

Kelebihan Istighfar



Dalam satu riwayat diceritakan oleh IMAM AHMAD BIN HAMBAL...
dalam buku yang ditulisnya sendiri menceritakan dalam bukunya tentang kelebihan ISTIGHFAR...

 Beliau adalah seorang ulamak yang mashur yang membawa mazhab HAMBALI... pada waktu ketika itu beliau belum lagi terkenal atau dikenali di kampung itu...

Sedang beliau singgah disebuah kampung yang berdekatan kerena kepenatan... akhirnya beliau pun singgah beristirehat disebuah masjid yang sunyi... ketika beliau hendak meluruskan badanya, datang seorang penjaga masjid, lalu diperintahkan keluar daripada masjid tersebut... walaupun demikian sifat takabbur dan sombong tidak wujud pada ulamak, lalu beliau bergegas keluar mangijut peruntah penjaga masjid tersebit dengan senang hati...

Saat beliau berehat diluar dengan tiupan angin yang sayu meniup badanya... tiba-tiba datang seorang saudagar menegur sapa beliau... (tidak mengenali siapa Imam Ahmad Bin Hambal)

berkatalah saudagar itu "Assalamualaikum wahai saudara"... dijawab oleh Imam Ahmad bin Hambal dengan sepontan "Waalaikumussalam w.w."... saudagar itu bertanya, "kenapa kamu berada duduk diluar masjid?" Jawab beliau "aku ingin menghilangkan penatku untuk berehat seketika"...





Mereka pun beborak panjang...

Lalu saudagar pun berkata "marilah singgah kerumah sayang tidak jauh dari sini" dengan ajakkan yang begitu mesra, beliau meraihkan permintaan saudagar tersbut untuk kerumahnya... di rumah saudagar itu juga mereka berborak dengan cerita yang begitu mesra...

Akhirnya... saudagar itu berkata... "oleh kerana kamu tetamu aku hari ini aku akan masakkan sesuatu untukmu"... beliau mahu menolak tetapi, beliau risau nanti saudagar tersebut merasa kecil hati... berkatalah beliau "mari aku membantumu apa yang boleh aku bantu"... lalu mereka pun ke dapur bersama-sama...


Terdapat sesuatu kejadian yg hebat berlaku yg dilihat dan di dengar sendiri oleh beliau... 

setiap kali saudagar itu memasukkan perencah-perencah tambahan kedalam makanan yang di masak, saudagar itu mengucapkan "أستغفر الله" sebanyak-banyaknya sehingga saudagar itu sendiri berhenti letakkan rempah itu ke dalam masakan...

Imam Ahmad Bin Hambal tediam dan memerhati seketika...



Dengan sahaja beliau bertanya... "Ya Tuan Saudagar... sudah berapa lama kejadian seperti itu diamalkan...?" jawab saudagar itu dengan senyuman biasanya "sudah hampir 30 tahun"...

Terdiam dan sungguh teruja beliau melihat amalan itu... dengan ilmu yang tersimpul dalam dada beliau yang mengetahui mendalam tentang amalan itu... lalu, beliau bertanya lagi... "adakah semua kerja dan kemahuan tuan siap dan tecapai yang di hajati?"... dengan senyum lagi saudagar itu menjawab "الحمد لله.. Allah memberikan segala yang ku impikan dan memudahkannya..."

"Ya Allah... hebatnya amalan orang ini...."dalam hati beliau dengan senyum... Dalam keadaan sunyi... tiba-tiba saudagar itu berkata... "cuma satu??? yang sudah sekian lama kunantikan tak kunjung tiba"... bertanyalah beliau dengan gesanya... "apa dia yang belum tercapai tuan saudagar???" pada waktu itu juga muka saudagar itu berubah menjadi sedih...

Berkatalah saudagar itu perlahan-lahan...
"AKU BELUM LAGI MENEMUKAN IMAM AHMAD BIN HAMBAL... entah apa dan di mana silap saya"... Imam Ahmad bin Hambal SANGAT TERKEJUT... "سبحان الله... Hebatnya ketentuanMu dalam menelusuri amalan murni dariMu..."

 Berkatalah beliau dengan keterujaan...
"Wahai tuan Saudagar...  AKULAH IMAM AHMAD BIN HAMBAL" dengan penuh keterujaan pada saudagar terus mendekati dan memeluk beliau dengan titisan kegembiraan mengalir dengan penuh keyakinan terhadap Allah atas ketentuanNya...

ALLAHU AKBAR...
Maha Pengampun, Maha Pengasih dan Penyayangnya engkau pada hamba-hambamu Ya Allah...

Kami selalu lupa padaMu,..
Kami selalu Ingkar ArahanMu...
Kami Selalu Lalai dari SuruhanMu...

Namun...

Engkau masih ada untuk kami...








Jumaat, 17 Mac 2017

Hasil carian imej untuk bismillahirrahmanirrahim




Al-Quranul Karim

Adalah pembimbing Manusia kejalan yang benar...
KENAPA MANUSIA ITU PERLU DIBIMBING???

Jika manusia itu tidak dibimbing, maka manusia itu lebih dahsyat daripada haiwan, bahkan mungkin lebih dahsyat daripada syaitan laknatullah...

sebab itu Nabi Muhammad S,A,W pernah bersabda :

Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah shollalahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Aku tinggalkan dua perkara untuk kalian. Selama kalian berpegang teguh dengan keduanya tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku. Dan tidak akan terpisah keduanya sampai keduanya mendatangiku di haudh (Sebuah telaga di surga,).” (HR. Imam Malik secara mursal (Tidak menyebutkan perawi sahabat dalam sanad) Al-Hakim secara musnad (Sanadnya bersambung dan sampai kepada Rasulullah ) – dan ia menshahihkannya-) Imam Malik dalam al-Muwaththa’ (no. 1594), dan Al-HakimAl Hakim dalam al-Mustadrak (I/172).

Ganjaran di dunia
  • Penghafaz al-Quran merupakan VVIP Allah S.W.T di dunia.
“Sesungguhnya Allah memiliki kerabat-kerabatnya di kalangan manusia. Lalu mereka bertanya : Siapakah mereka ya Rasulullah S.A.W? Jawab baginda : Mereka adalah ahli al-Quran, merekalah kerabat Allah (Ahlullah) dan dan orang-orang pilihannya.”(Riwayat Ibnu Majah)
  • Penghafaz al-Quran juga diangkat sebagai pemimpin.
“Yang menjadi imam suatu kaum adalah yang paling banyak hafalannya.” (Riwayat Muslim)
  • Penghafaz al-Quran mendapat certificate (pengiktirafan) dari Nabi S.A.W.
“Adalah nabi mengumpulkan di antara dua orang syuhada Uhud kemudian beliau bersabda, “Manakah di antara keduanya yang lebih banyak hafal al-Quran, ketika ditunjuk kepada salah satunya, maka beliau mendahulukan pemakamannya di liang lahat.” (Riwayat Bukhari)
  • Al-Quran menjanjikan kebaikan.
“Sebaik-baik kamu adalah yang mempelajari Al Qur’an dan yang mengajarkannya” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Ganjaran di akhirat
  • Ibu bapa penghafaz al-Quran mendapat kemuliaan.
Sesiapa membaca Al Quran dan beramal dengan apa yang terkandung dalamnya maka kedua dua ibu bapanya akan dipakaikan mahkota pada hari kiamat yang sinaran mahkota itu akan melebihi daripada cahaya matahari , sungguhpun matahari itu berada di dalam rumah rumah kamu di dunia ini. (Riwayat Imam Ahmad , Abu Daud)
  • Penghafaz al-Quran akan mendapat syafaat (penolong)
Dari Abi Umamah ra. ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah olehmu al- Quran, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafaat pada hari kiamat kepada para pembacanya (penghafalnya).”(Riwayat Muslim)
  • Penghafaz al-Quran mendapat bonus berlipat kali ganda.
Sesiapa yang membaca satu huruf daripada kitab Allah (al-Quran) maka baginya (pembaca) dengannya (al-Quran) pahala dan pahala digandakan sepuluh sebagaimananya. Aku tidak kata bahawa “alif laam mim” itu satu huruf tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim itu satu huruf (Riwayat Tarmizi)
















Sedikit santapan kepada semua sahabat... 

Sebenarnya ini adalah satu program daie bersama dengan sahabat seperjuangan seperjawatan...

Selasa, 14 Mac 2017

Muhasabah Diri, Setiap Hari... (MOTIVASI)















Hidup adalah nikmat...

Hidup adalah matlamat...

Hidup adalah Amanat...

Setiap yang hidup pasti akan melalui kematian yang boleh dikatakan sebenarnya begitu hampir dengan kita yang namanya "makhluk" hanyalah sementara... Kebanyakannya diantara kita yang lebih mengejar dunia untuk merasakan nikmat yang kononya hebat... Sebenarnya NYATA-NYATA cuma sementara...

setiap hari boleh dikatakan adanya kematian... tapi, kita buat deeeekkk jerr...

setiap hari ada berlakunya musibah... kita hanyalah mengatakan "oooohhhh"

setiap kali kita hanyalah mengeluh pada Allah dengan dugaan yang kita lalui... padahal, yang kemarin-kemarinya kita rasa serba ada dan lebih dari apa yang perlu... JARAAAANNNG kita mengatakan syukur padaNya "Alhamdulillah"...

Di zaman ini banyaknya seperti Tsa'labah...
yang lupa bila dia sudah merasakan lebih adanya yang dia mahukan...

bila difikirkan... SAMPAI BILA??? Berapa lama bertahan???

memang ada pepatah mengatakan " sikit2 lama2 jadi bukit"...
TAPI INGAT... jika kurang bersyukur atas nikmat yang diberikan INGAT...
     bila ia bersifat sementara "banyak2 pasti akan kurang dan habis"... SEMENTARA sahaja...
        bila kita lupa siapa yang berikan nikmat itu...
           bila kita lupa... TANGGUNGJAWABNYA nikmat itu...

setiap apa yang diberikan kepada kita DIPERTANGGUNGJAWABKAN... Dari kecil kita keremaja, remaja ke dewasa, dewasa ke tua, tua ke OTAIIII... bangga denga gelaran... bangga dengan pengalaman... bangga dengan pemberian yang sedikit... bangga dengan usaha yang sedikit....

akhirnya LUPA...



Hasil carian imej untuk lainsyakartum laazidannakum

INI JANJI ALLAH...


Bila kita mensyukuri nikmat Allah maka Dunia dan seisinya akan KEJAR KITA

InshaAllah... W.a.